Aku mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dari 2 orang pria. Mereka sangat menyayangiku layaknya seorang wanita yang terbaik di hidup mereka. Bodoh, mereka sangat bodoh. Mereka jadi buta oleh cintanya sendiri. Dan aku trlalu pengecut untuk melepas mereka. Aku mencintai seorang pria yang sangat jelas sayang itu mulai pudar dari dirinya. Mungkin aku sama seperti kedua pria tadi. Aku jadi buta oleh cintaku sendiri. Hingga aku berikan semuanya yang aku miliki. Bagiku, pria itu lebih Berharga dari diriku sndiri.
Ini kah yang namanya cinta sejati? Bertahan walau disakiti? Tertahan oleh semua yang mengahalangi? Dan tertunduk mengharap ia tak pergi? Entahlah, yang jelas, aku mencintainya. Aku tutup hati ini demi dia. Angkuh kepada siapapun yang mencoba mencintaiku. Sombong pada siapapun yang menyayangiku. Aku begitu hanya karena satu hal. Aku percaya, pilihan aku ini adalah yang terbaik untuk hidupku kelak. Walau pria itu telah menampakan keburukannya, namun aku tetap percaya ia kelak akan mencintaiku lagi.
Ini hal yang mungkin terdengar bodoh, aku melepaskan orang yang sangat mencintaiku demi orang yang aku cintai.. ini hal yang mungkin terdengar bodoh, aku bersikap dingin demi mempertahankan cinta yang belum tentu ia balas.
Terlalu cepat untuk memutuskan, namun hati ini benar2 yakin, ia cinta sejatiku. Ia pria pilihan hatiku. Ia pria terakhirku, walau aku belum tentu menjadi idamannya. Walau aku belum tentu cinta sejatinya. Walau ia belum tentu tak bersikap kasar padaku kelak.
Mungkin benar apa kata pepatah, orang yang menyakiti kita adalah orang yang paling kita cintai. Jujur, aku terluka karena ia, aku sakit karena ia, aku terjatuh karena ia, tpi cinta ini mampu buat aku bangkit dan bertahan. Sayang ini membisikan beribu kali kata “ kelak ia kan mencintaimu “ hingga aku percaya dan terus melangkah mengejar cintanya yang mungkin kian hari kian terasa jauh.
Maaf, wahai pria yang sudah menyayangiku. Aku tak bisa membalas rasa itu. Kalian tau karena apa, kalian sadar karena apa. Aku terlalu mencintainya. Aku terlalu bergantung padanya, dan aku terlalu mengharapkannya. Walau dia tak lebih baik dari kalian, tapi aku tetap memilihnya. Biarlah kelemahannya menjadi kekuatan bagiku kelak. Aku hanya ingin bertahan menjaga satu cinta dan itu cinta kepadanya.
»» READMORE...